Margono, Asal Dukuh Pusur Kelurahan Karanglo Orang Pertama Menerapkan Mina Padi di Kabupaten Klaten

Klaten, Dikabari.com–  Era pertanian di Indonesia kini  telah mengalami perubahan, dimana saat lebih banyak  buruh tani dibanding petani. Buruh tani hanya sekedar tenaga buruh saja sedangkan tanah yang digarap milik pemilik modal.

Sementara itu teknologi sistim pertaniani terus berkembang pesat, yang diharapkan mampu menciptakan kesejahteraan hidup para petani bisa terus meningkat.

Salah satu teknologi sistem tani yang gencarkan  dikembangkan pada dunia pertanian adalah Mina Padi. Salah satunya di daerah Klaten.

Mina Padi adalah usaha budidaya ikan di sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi pada suatu areal yang sama.

Dengan kata lain seperti peribahasa “Sambil menyelam minum air” maksudnya usaha padi lancar, budidaya ikan lancar, dan pendapatan yang diperoleh pun bisa berlipat ganda.

Adalah Margono, pria asal Dukuh Pusur, Kelurahan Karanglo, Polanharjo, Klaten yang menjadi orang pertama yang menerapkan sistem pertanian Mina Padi di Kabupaten Klaten.

Pada awalnya pria yang akrab dipanggil Bagong ini merupakan pencetus wisata Water Gong, namun kemudian dia berinovasi memutuskan untuk mengelola pertanian lewat program Mina Padi.

Dalam rancangan pertanian tersebut dia berpikir untuk menggarap sebuah lahan pertanian dengan hasil yang maksimal sebagai contoh petani diwilayah Polanharjo yang kaya akan sumber mata air.

“Berawal dari rasa keprihatinan saya terhadap petani maka saya ajarkan mereka untuk menggunakan sistem Mina Padi. Bayangkan, petani dalam 1-4 bulan mencari untung 1 juta saja sulit, oleh karena itu pola pertanian Mina Padi ini bisa menjadi solusi,” ungkapnya, Kamis (30/12/2020).

Saat ini, dirinya menyediakan lahan seluas 1 hektar dengan asumsi biaya sebesar Rp 20juta diisi bibit nila dengan kondisi baru menetas, karena hanya jenis nila yang bisa tahan dengan kondisi lingkungan persawahan.

Bibit ikan nila tersebut hanya untuk anakan gelondong bukan pembesaran, dalam waktu sekira 4 bulan seumur padi nantinya nila itu dipindah ke kolam pembesaran sampai usia 8 bulan siap untuk konsumsi.

Madi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *